Selasa, 22 Maret 2011

PATI GRAMA

Dahulu kala sekitar tahun 1800-an datanglah Bapakma beserta keuarga di Larantuka  dan mendarat di Buu Bale yang yang sekarang dijadikan Pasar Inpres Larantuka. setelah mengahadapdan melaporkan diri kepada Raja Larantuka, mereka memilih tempat tinggal di Lewowerang ( nama kampung itu lebih dikenal dengan Lawerang = kelurahan Amagarapati sekarang). Untuk menjaga keamanan keluaarganya Bapak Pati Grama mendirikan benteng mengeliingi tempat tinggal mereka yang sekarang disebut Duang Nene Moyang.

Bapak Pati Grama ini memiliki Ilmu kekeblan tubuh ( kesaktian ) yang luar biasa. Ia bisa terbang ke mana saja. Berit tentang kesaktiannya ini akhirnya didengar oleh Raja LArantuka. Sang Raja ingin menguji kesaktian Bapak Pati Grama. Raja pun memanggil para " molang " ( duku-dukun ) dari Baipito dan Lewolema, namun paran "molang" tersebuttidak sanggup mengalahkan Bapak Pati Grama. segala sesuatu yang direncanakan sudah diketahui oleh Bapak Pati Grama karena Ia didampingi oleh dua pengawalnya yaitu Harun Bae dan Anji Gafu.
Sang Raja lalu memanggil seorang " molang " dari Solor Timur yang bernama Manuel Mata Mean ( Manuel Mata Merah ). melalui mimpi Bapak Manuel Mata MEan ini mendapat petunjuk bahwa Bapak Pati Grama hanya dapat dilumpuhkan dengan menembaki beliau dengan peluru emas. Sang Raja lalu berusaha mendapatkan peluru itu. 
Ketika mendengar bahwa Bapak Pati Grama sedang keluar atau tidak berada ditempat, molang Manuel Mata Mean beserta pembantu pembantunya menunggu di pantai Lewowerang yang bernama Budi Ledang. keesokan harinya muncul Bapak Pati Grama di pantai Budi Ledang, serta merta ia ditembak. Bapak Pati Grama jatuh dan meninggal.
pada saat itu, muncul kedu pengawalnya tadi ( Harun Bae dan Anji Gafu ) dengan kesaktian yang mereka miliki , akhirnya mereka dapat menghidupkan kembai Bapak Pati Grama tanpa diketahui oleh siapapun, termasuk Raja Larantuka sendiri.
Pada hari berikutnya Sang Raja bersama rombongan pergi mengunjungi keluarga Bapak Pati Grama sebagai tanda turut berduka cita tas kematia Bapak Pati Grama. apa yang terrjadi............? ternyata rombongan  Raja Larantuka mendapati Bapak Pati Grama sedang duduk dikawali oleh kedua pengawal setianya. Sang Raja  pun heran, kagum dan percaya bahwa Bapak Pati Grama benar benar Sakti.
Konon , semasa hidupnya Bapak Pati Grama sering duduk di atas batu dekat rumahnya. Setelah meninggalnya, pada saat saat tertentu Bapak Pati Grama sering dilihat duduk di atas batu tersebut dan menghilang begitu saja. batu itu keliatan semakin hari semakin membesar tau semakin tinggi. Oleh waarga setempat , batu itu merupakan kubur dari Bapak Pati Grama. kunur itu sekarang menjadi tempat keramat dimana sesewaktu mereka dapat pergi ke tempat tersebut untuk memohon bantuan dan perlindungan bagi desannya. Menurut ceritera dari masyarakat, segala permohonan dari siapa saja selalu dikabulkan. Kepingan batu atau pecahan batu yang kecil dapat diambil dan dijadikan sebagai simber kekuatan, kekekbalan, kesaktian atau sebagai perlindungan diri bila berada di tempat perantauan.
Demi mengenang Bapak Pati Grama, masyarakat Lewowerang telah membuat sebuah kubur permanen untuk melindungi batu tersebut. ( khabarnya , sampaia sekarang orang masih sering melihat Bapak Pati Grama duduk di atas batu tersebut, adakalanya pada siang hari terebih jam tengah hari atau pada malam hari ). Orang Lewowerang tetap mengenang Bapak Pati Grama , maka ketika Pemerintahan Desa berubah menjadi kelurahan mereka memberi nama Kelurahan dengan AMAGARAPATI. Ia tetaaap dikenang dan dipuja oleh masyarakat kelurahan Amagarapati. Duang Nenek Moyang tempat perkuburan Bapak Pati Grama sering dikunjungi, bahkan sering sekali dikunjungi oleh wisatawan manca negara.

2 komentar:

  1. Muat cerita yang lain lagi..Danau asmara atau asal mula nama Larantuka atau yang lainnya..Keren,bisa nambah ilmu n sangat menghibur palagi pas kangen kampoeng halaman

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Amey Tefrima ksi sebelumnya telah berkunjung ke mari.. hehehehe ok ok tak usahain yach... minin juga nih nara sumber :) salam buat semua di rantau

      Hapus

Terima kasih atas kunjungannya, silahkan berkomentar ria